(Doc. Arrisalah)
“Ada beribu-ribu mahasiswa yang menjerit, tidak hanya satu dua
mahasiswa yang keluar dari UINSA dan beribu-ribu mahasiswa yang tidak bisa
lanjut karena UKT (red: Uang Kuliah Tunggal) mahal.”
Sabtu (04/05) telah terjadi demonstrasi lanjutan dari aksi pada
Kamis (02/05) yang saat itu belum mendapatkan hasil. Aksi ini kembali
diprakarsai oleh Front Mahasiswa UINSA. Dalam demonstrasi kali ini Front Mahasiswa
UINSA berhasil mendapatkan konfirmasi terkait empat tuntutan yang tertera dalam
press realase sebelumnya. (baca juga: http://www.arrisalahpers.com/2019/05/kecelik-demonstran-gagal-dapatkan.html)
“Mahasiswa UINSA harus pontang-panting dan harus berusaha
sendiri untuk mendapatkan keadilan, mana hati nurani bapak (red: Masdar Hilmy
selaku rektor UINSA)?,” pungkas salah seorang massa aksi.
Beberapa saat kemudikan rektor, Masdar Hilmy menemui demonstran
setelah menghadiri acara wisuda UINSA. Tak hanya disambut dengan para demonstran
yang membawa banner bertuliskan “#PrayForUKTUIN$A, #TolakUKTMahal, Kampus 'Elite' Fasilitas Sedikit Orang Tua Menjerit”, ia
juga disambut oleh aksi teatrikal yang disuguhkan untuk menggambarkan bagaimana
tersiksanya mereka dengan adanya kebijakan yang tidak sesuai dengan kondisi
mereka.
Dalam klarifikasinya Masdar Hilmy mengungkapkan agar mahasiswa angkatan 2018
membuat data bagi mahasiswa yang mengajukan banding yang keberatan atas UKT yang
dibayar dengan batas waktu dua minggu.
Mereka juga menginginkan hal ini juga diterapkan pada mahasiswa
baru tahun ajaran 2019, di mana sistem yang digunakan dalam penentuan UKT bukan
melalui online saja namun melalui sistem offline atau manual.
Masdar Hilmy juga memberikan opsi yang sama atas sistem penentuan
UKT. “Bisa dikumpulkanya orang tua terlebih dahulu sebelum mereka membayar
UKT,” tuturnya.
Hasil dari demo kali ini yaitu tercetusnya pembuatan Memorandum
of Understandin (MoU) atau nota kesepakatan yang menjadi bukti hukum yang
kuat ketika pihak rektorat tidak menepati
janji yang diucapkannya.
(Doc. Arrisalah)
Isi dari MoU tersebut berisi terkait dengan empat tuntutan Front
Mahasiswa UINSA kepada Rektor telah ditandatangani di atas materai 6000 oleh
Masdar Hilmy dan Wildan Ainur (Koordinator lapangan aksi). Dengan adanya MoU tersebut, mereka sangat berharap semua tuntutan yang telah
disepakati dan dijanjikan oleh pihak rektorat agar segera ditindak lanjuti dengan cepat. (Ia/Fm)
0 Komentar