Ryszard Ken Sakti adalah seorang mahasiswa prodi Ilmu Hukum yang
telah cukup lama menggeluti salah satu bela diri dari Jepang, yakni Jiu Jitsu. Ia
akrab dipanggil Ken, anak sulung dari 3 bersaudara.
Perjalanannya untuk sampai di titik ini tidaklah mudah. Latihannya
sempat terhenti hampir kurang lebih selama 10 tahun. Ia memulainya bersama
bapak yang sekaligus menjadi pelatihnya semasa duduk di bangku kelas 3 SD. Hingga
bapaknya memutuskan untuk pindah kerja di luar pulau, sehingga Ken tidak dapat
berlatih bersamanya lagi dalam waktu yang cukup lama.
Selama berada di masa vakum itu, ia berusaha menikmati apa yang
tampak dan mencari sesuatu yang baru. Minatnya dalam bidang olahraga tidaklah
surut meski latihan Jiu Jitsu nya terhenti. Menginjak kelas 1 SMA, ia tertarik
pada olahraga panahan, “Untuk membangkitkan minat memang banting setir, dari
olahraga panahan saya dulu masuk UINSA jalur mandiri prestasi panahan,” ucap
Ken pada jurnalis Ar Risalah.
Namun, ternyata perjalanan di panahan juga tak semulus harapannya. Bisa
dikatakan ia sempat kecewa dengan hasil yang kurang memuaskan dari panahan.
“Seperti Juanda Open, saya mesti di bawah banget skornya dan pasti
urutan 10 ke bawah dari hampir 100 orang. Padahal sudah latihan selama kurang
lebih 4 tahun,” tutur Ken.
Memasuki jenjang pendidikan di dunia perkuliahan, setelah bapaknya
pensiun dan mendirikan sebuah kantor advokat, mereka memulai kembali untuk
berlatih Jiu Jitsu. Turut bergabung pula mewakili Surabaya dengan IJUKAI
(Indonesian Jiu Jitsu Kai). Kurang lebih sudah 20 orang bergabung di klub
miliknya.
Hingga pada Sabtu, 27 Agustus 2022 dari Surabaya ke Bandung, Ken
turut dalam ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) IJUKAI, walaupun telah cukup
lama ia berhenti rasanya untuk memulai kembali ia tak ragu. Pun, ketika ia merasa
jika di panahan ia sudah terantuk.
Ken mewakili Surabaya turut dalam 2 jenis lomba sekaligus dalam Jiu
Jitsu, yakni fighting dan newaza.
(Dokumentasi Ryszard Ken Juara 3 Fighting Berat 55 kg) |
“Kebetulan
yang Surabaya cuman saya aja,”
“Dan,
Alhamdulillah mendapat Juara II perak kategori Newaza, Juara III perunggu
kategori Fighting, dan Juara III piala kategori umum,” jelas Ken.
Memiliki prestasi non-akademik walaupun di luar kampus menjadi hal
yang membanggakan. Saat ini di UINSA sendiri belum ada Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) Jiu Jitsu di UINSA. Namun, setelah mengetahui bahwa ada salah satu
mahasiswa yang memiliki prestasi membanggakan, pihak kampus memberikan
apresiasi pada Ken.
“Semoga nanti UINSA makin berprestasi di semua bidang akademik atau
non akademik dan mungkin ke depannya semoga ada UKM Jiu Jitsu oleh kami alias
saya,” harap Ken.
Tentu kesempatan ini harusnya dapat menjadi peluang bagi
universitas agar semakin berinovatif dalam mengembangkan SDM, terlebih
mahasiswanya yang memiliki potensi dan bakat. Pun, ketika didapati mahasiswa
yang berprestasi di luar kampus, diharap pihak kampus dapat memberikan
apresiasi sebab bagaimanapun ia menyandang nama sebagai mahasiswa UINSA. (Caca)
0 Komentar