Ditulis oleh: Nihalun Nada
Editor: Tivany
Bahasa | Sumber: Freepik.com |
Pada era 4.0 menuju 5.0 ini, kita perlu mengetahui seberapa pentingnya Ilmu kebahasaan, apalagi bahasa Inggris yang kini, bahasanya sudah merajalela ke seluruh dunia. Masyarakat Indonesia yang masih bergantung pada produk luar negeri, tentunya tidak boleh buta terhadap bahasa, karena bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional dan digunakan di dunia teknologi. Sedangkan dampak apabila kita tidak mengetahuinya, maka kita akan sulit berinteraksi di media sosial, sulit mencari Ilmu pengetahuan, dan bahkan kita akan sulit mengamankan server Indonesia. Oleh karena itu, penting sekali kita mempelajari bahasa asing agar kita bisa bersaing di kancah Internasional.
Mempelajari bahasa asing memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya kita bisa merasakan di dunia pendidikan, sosial dan teknologi. Dalam dunia pendidikan kita bisa mengambil ilmu pengetahuan yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia, sehingga kita bisa menimba ilmu dengan menggunakan buku yang berbahasa Inggris atau belajar bersama dengan mereka. Hal ini justru berkesinambungan dengan aspek sosial yang akan bermutualan dengan warga negara asing. Disamping itu, kita juga perlu berhati-hati terhadap bahasa asing, karena juga mengandung dampak negatif apabila kita salah mempergunakannya atau bahkan fanatik terhadapnya.
Mirisnya adalah ketika saat ini banyak orang yang sudah terpengaruh dengan bahasa asing, sebagian masyarakat Indonesia menganggap bahwa berbahasa asing itu keren, dan jika tidak tau maka masih belum bisa diakatakan anak zaman milenial. Jika kita melihat negara kita ini memang tidak bisa dipisahkan dengan bahasa Inggris, karena kemanapun kita harus dituntut untuk paham. Seperti misalnya di jalanan, kita menemukan toko yang di depan pintunya ada tulisan open atau close, di mall juga kita bisa menemukan bacan discount atau sale. Di bandara pun kita bisa melihat bahwa yang ditulis besar adalah bahasa Ingris yang yang ditulis kecil adalah bahasa Indonesia. Tak hanya itu, kita bisa melihat juga di rumah sakit bacaan exit untuk keluar.
Pada tahun 2018 pun sudah mulai tren bahasa anak jaksel (Jakarta Selatan) yaitu bahasa sehari-hari yang digunakan oleh para pemuda di Jakarta selatan. Fenomena tersebut di tulis di web liputan 6 oleh Fajriah Nurdiarsih pada 15 September 2018. Bahasa yang mereka gunakan memang 70% bahasa Indonesia dan 30% adalah bahasa Inggris. Contoh yang biasa mereka pakai adalah bahasa Basically yang berarti ‘pada dasarnya’, Because Why yang berarti ‘karena apa’, dan lain sebagainya. Bahasa tersebut bukan lagi bahasa serapan tapi memang bahasa Inggris yang biasa mereka pakai dengan dicampur dengan bahasa Indonesia. Bahasa anak jaksel ini pun tersebar luas di kalangan pemuda Indonesia, dan bahkan sudah banyak yang terpengaruh dengan bahasa tersebut dibuktikan dengan ungkapan-ungkapan sehari-hari mereka.
Untuk itu, kita perlu mengupayakan agar bahasa Indonesia tetap digandrungi oleh masyarkat Indonesia. Dengan adanya pengesahan pada tanggal 30 September 2019 yang termaktub dalam peraturan presiden nomor 63 tahun 2019 tentang penggunaan bahasa Indonesia bahwa pejabat negara harus menggunakan bahasa Indonesia disaat pertemuan resmi Internasional, baik itu di dalam ataupun di luar negeri. Adanya peraturan tersebut patut diapresiasi dan didukung oleh masyarakat Indonesia. Karena hal ini akan memberikan dampak positif bagi bahasa Indonesia. Misalnya memperkenalkan bahasa Indonesia ke dunia luar dan adanya rasa kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia jika sampai dipergunakan di kancah Internasional.
Dengan adanya undang-undang di Indonesia tentang kebahasaan Indonesia sebagaimana yang telah tertulis dalam pasal 36 dan terdiri dari 3 pasal, undang-undang bab 15 pasal 36, dan undang-undang nomor 24 tahun 2009 tentang bendera, bahasa, lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia. Sedangkan tentang kebahasaan Indonesia itu sendiri dibahas pada pasal 26 hingga 40. Dengan adanya peraturan ini, Masyarakat bisa menaati peraturan tersebut. Sehingga masyarakat Indonesia tetap mempergunakan bahasa Indonesia dimanapun mereka berada. Maka, tak heran jika bahasa Indonesia kini bisa semakin berkembang dan meluas. Karena telah didukung beberapa faktor lain sehingga bahasa Indonesia tetap dipergunakan dengan baik dan benar. Walaupun sampai detik ini, bahasa Indonesia memiliki tantangan besar untuk tetap menjadi bahasa persatuan yang selalu masyarakat Indonesia banggakan.
Tentunya untuk mengembangkan bahasa Indonesia diperlukan musyawarah secara rutin hal ini juga dibuktikan dengan acara kongres 1- 10 yang menghasilkan beberapa ketentuan tentang kebahasaan Indonesia. Seperti misalnya kongres pertama yang dilaksakan di Solo Jawa Tengah , Juni 1938. Sehingga pada tanggal 18 Agustus ditandatangani UUD 1945 yang salah satunya adalah pasal 36, dan pada bulan Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik Indonesia. Setiap pertemuan kongres tersebut menghsilkan keputusan-keputusan tertentu tentang kebahasaan. Hingga akhirnya pada kongres ke sepuluh yang dilaksanakan di Jakarta pada oktober 2013 yang salah satu hasil keputusaanya adalah menetapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
Dalam pelestarian bahasa Indonesia kita tidak hanya terus berpedoman pada Undang-undang saja, tapi kita juga harus mengepresiasi pemerintah dalam pelestarian eksisitensi bahasa Indonesia. Ikut serta dan andil dalam leksikografi (perkamusan) yang telah di rancang langsung oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB) yang berada dibawah naungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud RI). Seperti halnya permasalahan diatas, maka kita bisa mengubah berbagai macam bahasa yang sudah kita gunakan terus menerus di mulut kita seperti kata download menjadi unduh, upload menjadi unggah, exit menjadi keluar, dan lain sebagainya. Tentunya usaha pemerintah dalam melestarikan bahasa Indonesia harus kita apresiasi dengan sungguh-sungguh dan tidak terpengaruh dengan bahasa tren anak Jakarta Selatan.
0 Komentar