Parade Kekerasan Polisi di Depan Gedung Grahadi | Foto: Dokumentasi Arrisalah |
Aksi ini mulanya dijadwalkan pada pukul 13.00 WIB, namun sempat mengalami kemunduran sehingga baru terlaksana pada pukul 15.00 WIB. Kegiatan ini dibuka dengan sambutan oleh Dimas, selaku Tim Media Bara Api pada aksi ini. Barulah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan puisi, orasi, lirik lagu bahkan penyampaian emosi atau unek-unek secara gamblang.
Salah satu puisi penuh makna yang berjudul "Peluru di Malam Damai" dan surat yang ditujukan untuk almarhum Gamma, yang merupakan salah satu korban kekerasan oknum polisi.
Berbeda dengan aksi pada umumnya, Parade Aksi Anti Kekerasan Polisi ini lebih berwarna, selain menyuarakan emosi dan pendapat dari seluruh pihak yang ingin bersuara, acara dilanjut dengan having fun bersama. Aksi yang turut berhadir beramai-ramai mengangkat poster, tulisan, atau banner apik yang telah mereka siapkan sambil memutar berbagai lagu seru dan menyerukan "fuck police".
Pencabutan anggaran polisi dijadikan sorotan dalam parade kali ini lantaran banyaknya kasus kekerasan yang melibatkan oknum polisi bersenjata.
"Anggaran Polisi tidak pernah dibuka secara transparan, seperti digunakan untuk apa, laporannya itu kurang jelas. Jadi kalo Polisi terus melakukan kekerasan, buat apa kita terus memberikan anggaran," ujar Pepe yang merupakan seorang anggota dari BARA Api.
Acara berakhir pada pukul 17.30 WIB, walaupun terdapat beberapa kendala saat parade dimulai, namun hal tersebut tak menyurutkan semangat kawan-kawan yang hadir meramaikan Parade Aksi sore hari ini.
Besar harapan untuk tujuan parade ini dapat terealisasi, namun Pepe kemudian mengatakan bahwa kalo semisal polisi ini memang gabisa dibenerin, yo harusnya sekalian aja dibubarkan. Toh walaupun ada alternatif keamanan-keamanan lainnya, namun warga tidak punya imaji tentang alternatif keamanan, jadi sekalian aja dibubarkan orang ga ada gunanya.(Dini, Rifqi, Supriyadi, Farrah, Irfan)
Editor: Elly
0 Komentar